\ Mie Ayam Kehidupan | Bhakti Utama Journal

Mie Ayam Kehidupan

Hari ini untuk kesekian kalinya makan mie terus kalo siang. Ane selalu ngomong ke Bapak penjual mie ayam, “Pak yang mateng ya, yang lama pak. saosnya jangan banyak-banyak, tidak pakai ayam”. Sepertinya Bapak itu sebel tiap hari ane pesen detail gitu.

Kemudian kuambil sumpit, aduk-aduk biar merata. Terus ane ambil dua buah gorengan, biasanya kombinasi antara tempe dan bakwan sekalian ambil dua cabe biar pedes dan terasa. Duduk aku di tempat duduk para tukang ojek. kadang ada teman yang menemani, tak jarang sendiri.

Makan makan … lapar lapar. Sehabis makan, ambil teh botol, atau es tee atau fruit tea yang dingin, yang segar.

Membosankan, tapi Alhamdulillah, kalau mengingat banyak yang tidak bisa makan hari ini. Bersyukur lebih asyik seharusnya, daripada mencaci maki keadaan yang tidak mengenyangkan.

Sekali lagi Alhamdulillah … Allah masih menjaga hidupku, lewat semangkuk mie ayam.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *