Mendoan

Apa yang bisa kita lakukan di kala senja hari, di depan matahari dan awan, di depan hamparan sawah menguning, di jembatan dam yang Alhamdulillah masih berair, saat bertiup angin kering bulan Juli, bersama musim semi ? Pilihanku adalah makan tempe mendoan plus cabe rawit muda. Apa istimewanya ? Tidak ada kecuali kesederhanannya yang tidak ditemukan pada rasa-rasa di makanan kota. Mendoan hanyalah kedelai-kedelai yang menyusun tempe dengan tipis saja, didiamkan dalam daun pisang. Dibumbui dan dikasih tepung, setelah itu digoreng tetapi tidak sampai kering (1/2 matang). Disajikan ketika hangat plus cabe rawit pedas. Uaaaahhh.

Rasanya adalah tempe, sama kok, hanya saja lebih kenyal disebabkan tepungnya. Ternyata kalau di cek di wikipedia, mendo artinya lembek. Baru tahu juga nih :). Asalnya dari Banyumas, dan tersebar disekitar kota itu seperti Purwokerto, Cilacap dan sebagian besar kota di Jawa Tengah.

Hmmm. Dalam makanan tradisional kita mendapatkan rasa. Rasa yang membawa diri kita kembali ke asal. Seperti perasaan yang membawa kita selalu ingin pulang di setiap Syawal. Rasa sadar bahwa kita dulu hanyalah seorang yang sederhana, tidak punya apa-apa kecuali uang jajan dari Bapak, tidak muluk-muluk meski kadang merengek pada Ibu. Rasa agar kita tidak sombong, karena secara kebetulan jadi orang kota yang bisa merasakan spagheti, mcD atau steak. Rasa agar tidak lupa bahwa dulu kita hanyalah bocah ingusan yang suka jajan jalanan, es tontong, krupuk upil, pentol colek, lupis dan sebagainya.

Kembali ke diri dengan sederhana, salah satunya lewat mendoan plus cabe rawit secukupnya. Uaaaahhh … pedesnya menantang.

Bhakti Utama

I currently focus on maintaining some niche sites and personal blogs. I have a passion for writing about SEO, photography, astronomy, gold investment, and virtual reality. Mastering several programming languages, but most enjoy web development. I still have a dream to travel around the world :D

You may also like...

Leave a Reply