\ Hobi Fotografi Makin Demokratis Didukung Kamera Yang "Melawan Hukum Fisika" | Bhakti Utama Journal

Hobi Fotografi Makin Demokratis Didukung Kamera Yang “Melawan Hukum Fisika”

Hasil Hobi Fotografi

Hobi fotografi saya mulai sekitar tahun 2005. Sebelumnya pegang kamera hanya menggunakan kamera film milik Bapak, semacam kodak gitu lah. Lumayan saya bisa masang film sendiri. Kalau nyetak ke toko Fujifilm terdekat.

Sekitar tahun 2005, setelah berdiskusi dengan istri, kami putuskan membeli kamera. Sebenarnya memiliki feel untuk hobi fotografi karena pada dasarnya saya suka menggambar. Tapi menggambar butuh ketelatenan yang lebih. Pinginnya yang praktis-praktis saja. Fotografi dan nulis blog salah satunya.

Era Panasonic Lumix FZ20

Tahun 2005 saya beli kamera Panasonic Lumix FZ20 dengan harga 5 jutaan untuk menyalurkan hobi fotografi saya. Bukan DSLR yang saya pilih atau mirrorless yang memang belum lahir. FZ20 merupakan kamera prosumer dengan zoom yang wow waktu itu, 12x optical dengan bukaan konstan di f/2.8.

Panasonic FZ20

Kamera pertama bagi yang berniat hobi fotografi mengajarkan insting mengambil foto. Kamera pertama pasti akan selalu dikenang. Disitu kita ambil gambar paling banyak salahnya, disitu kita ambil gambar paling memorable, disitu kita belajar framing pertama kali dan juga komposisi.

Gak mengenal itu rule of third, pokoknya asal ambil foto tanpa peduli kehabisan film. Setting manual mungkin belakangan baru dipelajari. Semakin lama semakin tahu ada berbagai macam jenis fotografi yang membutuhkan cara pengambilan foto yang berbeda, setting kamera yang khusus.

Di waktu itu agar skill terus berkembang, butuh komunitas. Belum ada facebook, apalagi instagram. Forum-forum fotografi menjadi andalan.

Saya banyak posting di Galeri Keadilan fotografer bagi para kader dan simpatisan PKS. Alhamdulillah cukup banyak karya yang saya posting dan pelajaran yang bisa saya petik dari sana. Sayang situs tersebut sudah tidak online lagi sekarang.

Pada jaman itu forum-forum hobi fotografi dan profesional memiliki keterbatasan. Seperti fotografer.net kita tidak bisa asal posting. Bisa spammy nanti kalau semua bisa sembarang posting seperti instagram saat ini. Anggota forum harus komentar dulu, dapat point yang bisa dipakai untuk posting.

Hobi Fotografi dengan Lumix LX3

Tahun 2009 kamera kedua saya masih dari Panasonic. Saya suka Lumix karena lensanya yang cepat. LX3 memiliki lensa fixed dengna aperture konstan di f/1.7 dalam bodi yang sangat kompak. Entah kenapa saya tidak melirik DSLR waktu itu. Harganya sih mirip dikisaran 5 jutaan. Tapi nanti ini akan terjawab.

Panasonic LX3 dengan aksesorisnya

LX3 mengajarkan saya street photography, foto jalanan. Membuat saya suka blusukan ke daerah urban. Sebagian besar foto saya bertemakan street. Dengan kamera model retro kompak ala Leica Rangefinder, saya bisa lebih hidden saat mengambil foto dibandingkan menggunakan DSLR jaman itu yang segede gaban.

Ternyata trend kamera kompak untuk para antusias semakin banyak. Munculah kamera-kamera kompak dengan sensor yang makin besar untuk melawan noise. Sensor 1″ kemudian APS-C dan bahkan Full Frame.

Mengapa kamera kompak antusias ? Karena dengan ukuran kompak kita gak perlu kawatir kebebanan. Inilah juga mengapa Hp menjadi alat hobi fotografi paling disukai, dan merupakan jawaban mengapa penjualan kamera poket biasa hancur lebur.

Sehingga pabrikan kamera melepas penjualan kamera poket murah dan fokus ke kamera kompak canggih untuk para antusias dengan ciri-ciri sensor besar, lensa cepat, tombol manual banyak, bahkan lensa bisa diganti. Sehingga munculah genre baru kamera Mirrorless.

Kamera mirrorless memiliki ukuran mungil karena ketiadaan mirror yang ada di DSLR. Dengan ukuran mungil dan sensor jauh lebih besar dari handphone, harapannya bisa mengambil ceruk pasar para antusias yang butuh foto bersih tanpa mengorbankan ergonomis dan pengalaman mengambil foto.

Apple Iphone dan Era Fotografi Komputasi

Tak dapat dipungkiri, era smartphone berkamera telah mengambil dominasi kamera digital baik poket atau kompak, prosumer, DSLR dan mirrorless.

Fotografi Komputasi

Sederhana saja, handphone dibawa kemana saja, sedangkan kamera digital hanya dibawa saat mau hunting foto atau memang ada kebutuhan ambil foto dokumentasi. Seperti quote terkenal, kamera terbaik adalah kamera yang ada ditanganmu. Bukan yang berdebu di lemari.

Era mengambil foto dimana saja, kapan saja didukung sosial media yang memungkinkan share sekarang juga. Pabrikan Hp dengan berusaha mengalahkan sensor dan lensa dari kamera digital yang masih unggul secara hukum fisika. Bagaimana caranya wong sensor jauh lebih kecil, lensa mengikuti pastinya ?

Dengan AI Artificial Intelligent dan ML Machine Learning. Hadirlah era fotografi komputasi. Kekalahan karena hukum fisika terkait cahaya tidak akan bisa dikibuli menggunakan sensor dan lensa mungil, dibalik semua itu dengan komputasi.

Lensa di bikin dua, tiga bahkan empat dengan berbagai focal length dikombinasikan dengan prosesor gambar yang makin powerful, software AI yang makin pintar. Kita bisa menikmati lagi bokeh seperti menggunakan lensa prime pada DSLR, kita bisa mengambil foto dalam kondisi low light tanpa flash dan HDR high dynamic range secara instant.

Selamat datang di era baru fotografi komputasi.

Semoga bermanfaat. Berbagai berita, tips dan teknik fotografi bisa dibaca di rumorkamera.com.

Bhakti Utama

I currently focus on maintaining some niche sites and personal blogs. I have a passion for writing about SEO, photography, astronomy, gold investment, and virtual reality. Mastering several programming languages, but most enjoy web development. I still have a dream to travel around the world :D

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *