The Martian dan Interstellar, Dua Film Wajib Bagi Penggemar Astronomi
Jarang-jarang nih review film. Tetapi sebagai penggemar astronomi dan juga sebagai partner APOD NASA untuk menterjemahkan contentnya ke situs APOD-ID.COM (huehueheu promosi dulu yak), tentu sekedar tulisan ringan tidak boleh dilewatkan.
The Martian dan Interstellar, cukup pas untuk dibandingkan satu sama lain. Tetapi saya tidak akan memilih mana yang lebih baik, keduanya sangat bagus mewakili film jenis science dengan dijejali teori astronomi yang cukup padat. Menjadi spesial karena kedua film sama-sama menampilkan tokoh yang diperankan aktor Matt Damon, yang di kedua film sama-sama berperan menjadi seorang astronot yang terdampar. Banyak yang tertipu dan salah sangka kalau kedua film tersebut berhubungan, padahal beda sama sekali.
Sinopsis The Martian
Diadopsi dari sebuah buku dengan judul yang sama, film ini mampu menggambarkan petualangan luar angkasa dengan detail tetapi cukup ringan untuk dicerna. Sebuah tim yang telah menjalankan misi di Mars selama beberapa sol (satuan hari di Mars =24 hours 39 minutes 35.244) terkena badai besar dan harus membatalkan misi dan segera kembali ke planet Bumi. Musibah terjadi ketika salah seorang dari mereka yaitu Mark Watney (Matt Damon) tertinggal karena disangka telah mati terkena hantaman badai.
Singkat cerita, ternyata Mark Watney masih hidup! Disinilah inti cerita film ini dimulai, bagaimana dia bisa bertahan hidup dengan persediaan makanan yang terbatas bahkan tanpa alat komunikasi untuk meminta pertolongan ke tim astronot lainnya atau ke Bumi. Sendiri, tinggal disebuah planet gersang berdebu berjarak 80 juta kilometer dari rumah planet Bumi.
Pemandangan planet Mars yang ditampilkan adalah riil seperti kondisi sesungguhnya, sangat cantik dan luar biasa, sekaligus tentu, sangat ganas… hingga suatu saat nanti jika Allah mengijinkan manusia untuk menaklukkan planet itu dan berkoloni di sana.
Sinopsis Interstellar
Film Interstellar juga berisi petualangan luar angkasa yang tak kalah detail dan padat, meski bagi sebagian orang yang jarang membaca tentang astronomi dirasa terlalu berat. Tetapi ceritanya tak kalah menarik. Sebuah tim astronot yang berusaha menembus ruang dan waktu untuk menemukan sebuah planet yang bisa dihuni, disebabkan karena planet Bumi kita pada waktu itu sedang sekarat.
Berbagai obyek dalam teori astrofisika eksotis ditampilkan mulai dari wormhole, lubang hitam (black hole), exoplanet yang asing hingga dimensi 5 sebagai tingkat lanjut dari dimensi 4 ruang dan waktu. Meski terlihat fiksi, tetapi semua yang ditampilkan adalah “nyata” menurut teori fisika dan perhitungan matematika.
Selebihnya, selain tujuan menyelamatkan umat manusia dari ancaman kepunahan, film ini juga menampilkan hubungan cinta antara anggota keluarga yang erat.. yang menembus batas ruang dan waktu hingga jutaan tahun cahaya.
Catatan dan Review
The Martian terasa lebih sederhana baik dari sisi cerita dan visualisasi, tetapi jalannya menjadi lebih fokus dan tajam serta masuk akal bagi sebagian besar penonton. Dengan konklusi film yang jelas, yaitu menyelamatkan nyawa seorang manusia dan membawanya kembali ke Bumi.. meninggalkan planet Mars berdebu.
Sementara Interstellar jauh lebih kompleks, cerita dan plot-nya bahkan harus dilihat beberapa kali untuk benar-benar dipahami. Dan memang banyak penggemar astronomi yang menonton film ini hingga berkali-kali. Ceritanya memang sedikit terpecah, tidak saja tentang menyelamatkan umat manusia, tetapi juga tentang cinta antara seorang Ayah dan anak. Berkebalikan dari The Martian yang tokoh utamanya berusaha meninggalkan planet Mars, di Interstellar.. para astronot meninggalkan Bumi yang sedang sekarat penuh debu dan akan menjadi seperti planet Mars.
Yang terasa manis di The Martian adalah munculnya Pathfinder, sebuah robot rover yang diluncurkan tahun 1996. Lho kok bisa ? Silahkan ditonton sendiri deh.
Soundtrack
Soundtrack The Martian terasa pop banget, menampilkan lagu-lagu yang populer di Bumi, mungkin dimaksudkan untuk melawan kesepian selama menjelajah ke planet Mars. Sementara OST Interstellar .. hmm gimana ya, Hans Zimmer punya lah .. penuh instrumen magis yang membuat penasaran, tegang sekaligus terngiang-ngiang #halah.
Delay Komunikasi
Di kedua film, para tokoh sama-sama menghadapi persoalan delay komunikasi. Tentu saja, karena kecepatan gelombang hanya 300,000 km/detik sementara jarak yang ditempuh jutaan kilometer. The Martian delay sekitar 30menit, Interstellar .. delay komunikasi hingga tahunan dan hanya satu arah (informasi hanya dari Bumi).
Kesepian
Dua film ini menggambarkan kesepian dan kesendirian paling hebat yang mungkin pernah dihadapi oleh manusia, di kehidupan tentunya (bukan di alam kubur hehehe). Mark Watney bertahan sendirian di planet Mars yang gersang, Dr. Man sendirian di planet es yang beku dan Dr. Brand terdampar di planet Edmund yang sangat mirip planet Mars. Semuanya sepertinya terinspirasi Robinson Cruise.
Gimana gitu rasanya, sendiri, duduk termenung, jutaan kilometer dari rumah di Bumi, memandang langit yang asing, tanah yang tandus. Dan harus bertahan hidup.
Air di Planet Mars dan NASA
Ditemukannya bukti keberadaan air di planet Mars terasa terlalu kebetulan dan pas waktunya dengan premiere dari film The Martian. NASA adalah lembaga publik yang sangat disorot transparasinya, karena menggunakan budget yang luar biasa besar. Sehingga kadang mereka harus “mendramatisir” sebuah penemuan agar dunia mendukung mereka. Bagaimanapun target manusia mencapai Mars di tahun 2030 membutuhkan dukungan tidak saja dari negara mereka, tapi juga dari dunia. Di film Interstellar pun, NASA tetap menjadi lembaga yang digambarkan sebagai satu-satunya harapan manusia, dengan sedikit “manipulasi”.
Demikian, Interstellar dan The Martian .. sama-sama bagus lah, sama-sama bakal menjadi film astronomi sepanjang masa. Semoga bermanfaat.
Penutup
Saya udah pesen buku The Martian karangan Andy Weir, yang kabarnya lebih lengkap dari film-nya. Nanti akan saya baca sambil ngopi dan dengerin OST Interstellar… sepertinya lebih pas hehe.
Keren nih rating dari filmnya 😮 Sinopsisnya juga keren sip lah