\ Jangan Bersedih | Bhakti Utama Journal

Jangan Bersedih

Dulu, selalu kunanti di setiap petang dan pagi, dengan memasang kedua telinga, menyaring kata-kata para pembawa berita. Aku akan berharap kata yang kunanti itu terdengar, maka jika iya, berlarilah aku memburunya dengan derap kakiku, dan dalam sekejap aku sudah di depan televisi. Menatap sketsa kesedihan.

Selalu kuharap di setiap lembar surat kabar berita. Dengan mataku yang tajam kubawa diriku pada kata itu. Jika kudapat, maka kugenggam erat sang surat kabar, kufokuskan pandangan .. dan selalu kubaca dalam kemarahan.

Kata yang selalu asing, sketsa yang tak kunjung hidup, tetapi menggangguku disetiap jenak pikiran. Kata yang tak pernah henti menjadi berita-berita bisu. Sketsa yang tak pudar warnanya, tetapi hanya terekam dalam hitam putih hati.

Hari ini aku melihat, tentang kisah nyata yang dulu selalui kucari. Tentang negeri yang selalu duka. Puluhan mati dan luka, hanya itu. Hanya itu ? Ya hanya itu, karena makianku pada israel bangsat itu tak mempunyai kekuatan apa-apa.

Palestinaku … jangan bersedih.
palestina musim gugur

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *