Perjanjianku
Terisak sesak, mataku merembas basah. Entah mengapa harus menangis di depan penghulu, di samping dua saksi, di sebelah calon istriku, di depan keluarga dan teman-teman, di dalam masjid yang mungil itu.
Sahabat, aku bercerita … tidak ada apa-apa, aku hanya ingin merasa, Allah hadir dalam pernikahanku. Lega rasanya ketika qobul kuucapkan dengan lancar, sehingga sah-lah aku mengikat perjanjian yang berat dengan sahabat hidupku.
selamat atas pernikahan antum….semoga menjadi keluarga yg diberkahi oleh Allah dan bisa melahirkan generasi2 baru yg akan mengusung panji2 Allah dimuka bumi..salam buat umminya…:)