Perjanjianku

Terisak sesak, mataku merembas basah. Entah mengapa harus menangis di depan penghulu, di samping dua saksi, di sebelah calon istriku, di depan keluarga dan teman-teman, di dalam masjid yang mungil itu.

Sahabat, aku bercerita … tidak ada apa-apa, aku hanya ingin merasa, Allah hadir dalam pernikahanku. Lega rasanya ketika qobul kuucapkan dengan lancar, sehingga sah-lah aku mengikat perjanjian yang berat dengan sahabat hidupku.
musim semi cinta islam

You may also like...

1 Response

  1. Safitri Juanita says:

    selamat atas pernikahan antum….semoga menjadi keluarga yg diberkahi oleh Allah dan bisa melahirkan generasi2 baru yg akan mengusung panji2 Allah dimuka bumi..salam buat umminya…:)

Leave a Reply