Indonesia Digondol Maling
Kemarin membaca milist SITC yang dikirim oleh saudara ane Ary Shidiq. Emailnya berjudul ‘rusak … rusak …’. Ternyata isinya cukup singkat
Indonesia .. Indonesia .. kapan le .. warasmu?
http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/ tahun/2006/bulan/07/tgl/18/ time/210444/idnews/638538/idkanal/10
Sempat bertanya-tanya, ada apa sih kok sampai heboh banget. Setelah di klik. Apa !? Buaa ha ha ha ha. Entah ane ingin marah tapi malah tertawa. Beritanya berjudul ‘Alat Deteksi Tsunami di Pantai Kuta Digondol Maling’. Mungkin yang membuat lucu adalah kata-kata ‘digondol’. Memang Indonesia mbuat gemes saja. Sudah jatuh ditimpa tangga, masih dicuri juga tangganya. Parah …. parah puol (puol bisa berarti full, penuh, mentok, notok).
Malamnya ane membaca koran IndoPos (edisi Jakarta untuk JawaPos). Ternyata ada selang waktu 30 s/d 45 menit antara gempa (yang kabarnya tidak dirasakan di pesisir pantai selatan) dengan terjadinya tsunami. Dan ternyata lagi, pihak Badan Meteorologi Jepang telah memberi peringatan dalam selang waktu itu kepada Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Kusmayanto Kadiman bahwa dimungkinkan terjadi tsunami. Tapi sampai tsunami terjadi pemerintah tidak melakukan apa-apa. Ketika ditanya mengapa mengabaikan peringatan tersebut jawabnya adalah ‘Kalau tidak terjadi gimana ?’.
Ini dia maling penggondol informasi, informasi yang mungkin berguna dalam menyelamatkan ratusan nyawa. Saya yakin sekali, rakyat lebih memilih repot mengungsi daripada dirinya atau keluarganya mati. Pemerintah tidak seharusnya berjudi dalam masalah ini.
Dan terakhir, jujur saja, di sepanjang pantai selatan itu aqidah-lah yang paling banyak digondol maling-maling agama yang tidak bertanggung jawab. Siapa yang salah ? Haruskah kita menyalahkan Nyai Loro Kidul dalam penggondolan kali ini ?
Suatu saat, mungkin Indonesia yang digondol maling.