Sehelai Kenangan

Jalur pantai selatan tidak begitu padat, menghadirkan pemandangan syahdu. Selalu, setiap pemandangan yang kulintasi adalah tempat pemantapan kekerdilan diri, di depan kebesaran-Nya. Saat itu, sahabat hidupku bercerita, tentang indahnya sungai di sepanjang jalan raya daerah Kebumen, tentang masa kecilnya bermain dalam kejernihan air, tentang hari-harinya di desa kakek.

Setiap kenangan akan mengembalikan perasaanmu yang dulu. Ada yang harus kau hapus, ada yang harus kau tahan, sebagai cadangan kekuatan.

Sehelai damen (bekas tangkai padi) dan dua carik karcis mungil nan lecek, tidak ada yang istimewa kecuali bagiku. Aneh, ketika angin menerbangan damen itu dari truk kedalam bus melalui jendela, segera kutangkap .. hup. Tersenyum ia manis 🙂 .. untuk apa ya ? Sehelai kenangan jangan kau lupakan, terutama saat bersama orang yang kaucintai. Sehelai kenangan adalah kekuatan, ketika dirimu jauh darinya, ketika rindumu hanya berujung doa.

Ah … bus tidak akan mempedulikan kami, ia terus berjalan meninggalkan matahari sore, menuju kota sebelah. Meninggalkan helai-helai kenangan yang akan disimpan oleh angin, diserap oleh tanah, dialirkan oleh air. Hingga kami kembali lagi, mereka akan tetap menjaganya.

Allah Rabbi … titip rinduku untuknya.

[Kebumen, 30 Aug 2004 – perjalanan menuju Yogya]
kehidupan musim semi cinta

You may also like...

Leave a Reply